Rekam Jakarta

Oleh: Mast Irham

Kepadatan kendaraan di Jalan KH Abdullah Syafei, Jakarta, 6 Mei 2019. Detik.com/ Rifkianto Nugroho

Melihat karya foto para pewarta, ibarat mengintip rangkaian sejarah. Rekaman berbagai peristiwa ditarik kembali dari memori kita lewat jendela berbentuk bingkai-bingkai foto.

Pewarta foto bukan sekedar sebuah profesi. Mereka tak bekerja semata menjalankan penugasan dari kantor, tapi juga menjadi ‘mata’ dan ‘mulut’ khalayak ramai. Bukan tugas yang ringan. Sebuah foto terkadang harus diperoleh melalui proses yang tak mudah. Bertahan dari gas air mata di tengah demo, atau menunggu berjam-jam untuk satu buah frame foto halaman depan.

Pewarta Foto Indonesia (PFI) Jakarta yang menaungi ratusan pewarta foto di Jakarta menampilkan rekaman-rekaman peristiwa karya para pewarta foto dalam bentuk pameran berjudul “Rekam Jakarta”. Pameran yang digelar di Taman Menteng, Jakarta Pusat itu, menampilkan 105 fotojurnalistik karya 93 pewarta foto, berlangsung dari 15 Agustus – 1 September 2019. Kali ini, Franciscus Simbolon, Ismar Patrizki dan Yuniadhi Agung bertindak sebagai kurator pameran.

Beberapa peristiwa penting yang terjadi di Jakarta disajikan. Bukan sebagai bagian dari halaman koran atau laman media daring (online), namun lebih sebagai karya personal sang pewarta. Keriaan Asian Games, hangatnya kontestasi pemilu hingga kehidupan sehari-hari kota Jakarta yang tak pernah habis, tampak sangat mencuri perhatian di antara pemandangan Taman Menteng yang hijau.

Suster Edita (kanan) bergandeng tangan dengan Ela Fauziah saat menyeberangi Jalan Lenteng Agung Raya, Jakarta, 2 Agustus 2018. Liputan6.com/Immanuel Antonius

Beberapa karya yang ditampilkan terlihat sangat kuat secara pesan. Salah satunya foto karya Immanuel Antonius, menampilkan sosok Suster Edita yang bergandeng tangan dengan sang sahabat, Ela Fauziah saat menyeberangi Jalan Lenteng Agung Raya.

Foto karya Immanuel ini menjadi penting di tengah maraknya isu perbedaan antarwarga yang makin tajam. Sang pewarta dengan lugas menampikan isu kebersamaan dalam perbedaan, visual yang seketika akan menyejukkan hati dan mendinginkan kepala siapapun yang melihatnya. Ketika membahas perbedaan tak pernah ada habisnya, menampilkan persamaan menjadi cara yang paling bermartabat. Dalam konteks itu, fotografi digunakan oleh pewarta sebagai cara untuk menyampaikan sebuah pesan. Sisi artistik memunculkan ketertarikan yang membuat orang melihat, kemudian membaca pesan yang terkandung di dalamnya.

Namun tugas para pewarta tidak berhenti pada bagaimana membuat sebuah foto menjadi menarik. Lebih dari itu adalah bagaimana sebuah pesan, bisa tersampaikan secara jelas kepada khalayak.

Menggelar pameran foto di tengah taman kota, menjadi sebuah cara yang diambil PFI Jakarta untuk lebih mendekat kepada masyarakat. Di tengah perkembangan teknologi yang makin canggih, internet yang cepat membuat orang semakin mudah membagikan gambar. Dunia kita pun menjadi semakin visual. Di jagad maya (yang kemudian menjadi nyata) berseliweran foto-foto dengan beragam kualitas, bagus – jelek, asli – palsu. Foto lantas tak lagi menjadi milik fotografer profesional semata, tapi telah menjadi milik banyak orang, semua orang.

Pada kondisi seperti ini, karya-karya para pewarta foto menjadi oase yang menyejukkan, ibarat sebuah kompas yang menunjukkan jalan. Karena pewarta, bekerja dengan standar etika jurnalistik dan batasan-batasan yang jelas. Dalam jurnalistik, tak ada tempat untuk kebohongan.

Selamat berpameran PFI Jakarta!

Petugas KPPS berkostum hantu melayani warga memberi hak suara di TPS 073 Lebak Bulus, Jakarta, 17 April 2019. Kompas/Totok Wijayanto (TOK) 17-04-2019
Beberapa unit mobil terbakar akibat kerusuhan, di Komplek Asrama Brimbob, Petamburan, Jakarta, 22 Mei 2019. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.
Personel kepolisian berkomunikasi dengan putranya melalui panggilan video saat jeda mengamankan unjuk rasa di kawasan Kantor Bawaslu RI, Jakarta, 21 Mei 2019. JG Photo/Yudha Baskoro
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memantau penyegelan bangunan di Pulau D, salah satu pulau hasil reklamasi yang berlokasi di utara Pantai Indah Kapuk, Jakarta, 7 Juni 2018. Kompas/Totok Wijayanto (TOK) 07-06-2018
Pengantin pria Septian Maulana mengungkapkan rasa bahagia dengan menggendong pasangannya Aldona Febrianti seusai ijab kabul pada ajang nikah massal di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, 31 Desember 2018. Tedy Kroen/Rakyat Merdeka
Pemain Indonesia Adhi Pratama (kiri) dan pemain Syria Omar Alsyaikh melakukan tip-off saat pertandingan bola basket putra Asian Games 2018 di Hall Basket Gelora Bung Karno, Jakarta, 28 Agustus 2018. HENDRA EKA/JAWA POS
Pesepak bola Persija Jakarta Rezaldi Hehanusa (tengah) bersama pelatih, ofisial, dan rekan satu tim, melakukan selebrasi Juara Liga 1 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta 9 Desember 2018. TEMPO/Muhammad Taufan Rengganis
Model memperagakan busana rancangan Hannie Hananto saat Festival Busana Muslim di Jakarta, Indonesia, 3 Mei 2019. AP Photo/Achmad Ibrahim
Warga mandi di tepi kolam genangan dalam lahan kosong di kawasan Cilandak, Jakarta, 15 Januari 2019. AKURAT.CO/Dharma Wijayanto
Gedung perkantoran terlihat saat senja di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta, 28 September 2018. SAFIR MAKKI/CNN INDONESIA
Warga menggendong anak melintas di antara tumpukan sampah plastik di Jakarta, 13 Februari 2019. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

About Mast Irham

Mast Irham has been doing photography since he was a student at Communication Study at Sebelas Maret University in Solo, Central Java. Before he finished his undergraduate study, he had joined Antara news agency as a contributing photographer. After graduation, he worked for Media Indonesia newspaper until 2004, when he was chosen as one of the participants of photojournalism workshop organized by World Press Photo and Asia Europe Foundation in Hanoi, Vietnam. He later joined European Pressphoto Agency (EPA) in August 2004. During the more than 10 years of his career, Irham has been covering politics, economy, disaster, and sport events both in Indonesia and abroad. Among his notable experience were covering earthquake and tsunami in Aceh, and Bali bombing. His foreign assignments include Aung San Suu Kyii release in Myanmar, Australian Open tennis tournament in Melbourne, Australia, and earthquake in Nepal, Brazil's World Cup. Irham is now EPA chief photographer for Indonesia.

Check Also

Menelusuri Labirin Kotagede

Para pencinta fotografi menikmati kehangatan warga Kotagede. Mereka memasuki ruang-ruang personal dan menjadi bagian dari warga.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.