Pesta Fotografi dari Surabaya

 

Suasana Festival Foto Surabaya 2015
Suasana Festival Foto Surabaya 2015

 

Minggu ini perhatian fotografi Tanah Air tertuju ke Surabaya. Kota Pahlawan menjadi ajang menghelat pameran, seminar, dan workshop. Pembicara nasional dan luar negeri didatangkan untuk menyemarakkan festival bertema “Work, Creative, Future”.

Sebuah panggung dengan layar proyeksi dan bertata suara menjadi pusat kegiatan seminar di sebuah pusat perbelanjaan. Kursi-kursi yang berjajar di depannya penuh oleh perserta. Di atas panggung, Zhuang Wubin, fotografer asal Singapura mempresentasikan proyek fotonya tentang ras Cina di Asia Tenggara serta Cina Muslim di Indonesia. Pengunjung yang melintas dan melihat slideshow, berhenti lalu turut menyimak saat obrolan melalui sesi tanya jawab dengan fotografer berlangsung.

 

Salah satu kegiatan seminar fotografi
Salah satu kegiatan seminar fotografi

 

Itu adalah bagian kegiatan yang terangkum dalam Festival Foto Surabaya (FFS). Acara yang digelar 11-17 Mei 2015 ini diisi fotografer lain seperti Oscar Motuloh, Jerry Aurum, Anton Ismael, Erik Prasetya, Peksi Cahyo, Dwi Oblo, Wimo Bayang, Riza Marlon, dan masih banyak lagi.

Festival ini menggunakan fotografi untuk meniupkan semangat kerja keras, kreativitas, dan membangun masa depan bagi masyarakat. “Saya bermimpi adanya forum dialog lintas genre fotografi,” kata Mamuk Ismuntoro, penggagas gelaran ini. Dialog lintas genre yang ia maksud adalah fotografer dokumenter bisa melihat fotografi fashion, fotografer jurnalistik bisa melihat fotografi pemandangan, dan seterusnya, termasuk mempertemukan fotografernya.

 

Kegiatan street hunting
Kegiatan street hunting

 

Perhelatan FFS ini adalah kali kedua diadakan. Dari segi venue, peserta, dan pembicara, tahun ini jauh lebih besar dari tahun sebelumnya. FFS kali ini memamerkan 520 frame foto yang berisi 20 karya Foto Cerita (photo story) dan Foto Tunggal (single), di empat lantai berbeda. Pabrikan seperti Sony, Canon, Nikon, Olympus, Fujifilm, HP, membuka booth untuk memasarkan produk mereka

Meski sukses, bukan berarti FFS 2015 tak meninggalkan catatan. Beberapa hal masih menjadi pekerjaan rumah panitia, misalnya; menempatkan seri potret Jan Banning tentang Jugun Ianfu di antara seri foto kuliner dan wedding; beberapa foto cerita yang tak dilengkapi teks; lalu tata letak foto yang terlalu rapat yang membuat pemirsa harus berimpitan.

Selain pameran dan seminar, diselenggarakan pula workshop Street Photography oleh Erik Prasetya. Pesertanya berasal dari Singapura, Jogja, Malang, Karawang, dan Surabaya. Seusai praktik dan makan siang, pelatihan diakhiri dengan evaluasi. Fotografer Erik merasa puas dengan hasil foto “jalanan” yang dihasilkan peserta.

 

Workshop fotografi
Workshop fotografi

Kerja, Kreatif, dan Masa Depan memang tepat menjadi slogan fotografi masa kini di mana semangatnya menjalar ke seluruh penjuru negeri. Pehobi fotografi dan fotografer berutang ilmu dan wawasan lewat gelaran FFS ini. Ketika gelaran sampai di ujung acara, kita hanya bisa berharap semoga FFS kembali hadir tahun depan (Taufan Wijaya).

***

Taufan Wijaya adalah penulis dan fotografer lepas.

 

 

About 1000kata

1000kata adalah portal yang dikelola oleh 10 fotografer Indonesia, sebagai media alternatif untuk menampilkan karya, cerita, ide, opini, gagasan serta yang lainnya berkaitan dengan dunia fotografi. Mari berbagi.

Check Also

Menelusuri Labirin Kotagede

Para pencinta fotografi menikmati kehangatan warga Kotagede. Mereka memasuki ruang-ruang personal dan menjadi bagian dari warga.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.