Jadi “Mata-mata” dengan Kamera Ponsel

Kepingin mendapatkan foto dengan obyek yang alami alias tidak bergaya? Kepingin motret tanpa si obyek tahu kalau sedang difoto? Atau tetap bisa motret di tengah massa yang berdesak-desakan, misal di dalam kereta commuterline yang penuh penumpang? Semuanya bisa kita dapat dengan kamera ponsel.

Pasca-pemberlakuan tiket elektronik yang dibarengi penurunan tarif commuterline, gerbong kereta rel listrik (krl) di Jabodetabek hampir selalu penuh penumpang. Alhasil, roker (rombongan kereta), sebutan pengguna commuterline, harus rela berbagi tempat dengan sesama penumpang.

Dalam situasi yang terbatas itu, terbatas ruang gerak, bukan berarti menghalangi untuk memotret bukan? Kalau kita mau memaksakan menggunakan kamera DSLR mungkin akan kesulitan. Tapi dengan ponsel, semuanya jadi lancar jaya. Karena keterbatasan itulah, memotret menjadi menarik dan menantang. Terbatas ruang gerak dan terbatas kemampuan kamera ponsel.

Selain bebas bergerak di ruang yg terbatas, memotret menggunakan ponsel juga membuat obyek foto “nyaman” kita foto. Karena si obyek nggak sadar kalau sedang difoto :). Maka pose-pose alami tanpa dibuat-buat atau canggung bisa kita dapatkan. Selamat mencoba (Teks dan foto-foto: Heru Sri Kumoro)

image7 image image1 image2 image3 image4 image5

 

 

 

———————————————————————————————————————————

kumHeru Sri Kumoro – Lahir di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta, 26 Februari 1980. Masa kecil hingga SMP aku nikmati di daerah kelahiranku. Memasuki SMA aku hijrah ke Kota Yogyakarta, sekolah di SMA Negeri 11. Selepas SMA masuk di Jurusan Komunikasi Massa, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Bergabung di Harian Kompas sebagai wartawan foto sejak 2004 hingga sekarang. Sebelum di Jakarta, pernah bertugas di Yogyakarta, Semarang, Solo, dan Surabaya.

About Mast Irham

Mast Irham has been doing photography since he was a student at Communication Study at Sebelas Maret University in Solo, Central Java. Before he finished his undergraduate study, he had joined Antara news agency as a contributing photographer. After graduation, he worked for Media Indonesia newspaper until 2004, when he was chosen as one of the participants of photojournalism workshop organized by World Press Photo and Asia Europe Foundation in Hanoi, Vietnam. He later joined European Pressphoto Agency (EPA) in August 2004. During the more than 10 years of his career, Irham has been covering politics, economy, disaster, and sport events both in Indonesia and abroad. Among his notable experience were covering earthquake and tsunami in Aceh, and Bali bombing. His foreign assignments include Aung San Suu Kyii release in Myanmar, Australian Open tennis tournament in Melbourne, Australia, and earthquake in Nepal, Brazil's World Cup. Irham is now EPA chief photographer for Indonesia.

Check Also

Menelusuri Labirin Kotagede

Para pencinta fotografi menikmati kehangatan warga Kotagede. Mereka memasuki ruang-ruang personal dan menjadi bagian dari warga.

2 comments

  1. yang penting njepret jalan terus

  2. menarik sekali Kum!

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.