Kiat Berburu Foto di Jalanan

Pekerja kantoran di Sydney

Sebagai seorang jurnalis, saya kerap mendapat tugas ke luar kota, dan sesekali mendapat undangan ke luar negeri. Saat berada di luar negeri, biasanya waktu kita terbatas dan sebagian besarnya dihabiskan untuk mengikuti agenda acara yang telah diatur oleh pihak pengundang. Meski demikian, kegiatan memotret janganlah sampai terhalangi. Salah hal yang saya gemari saat bepergian ke luar negeri adalah membuat foto di jalanan, atau katakanlah dalam bahasa kerennya, street photography.

Membuat foto di jalanan berarti kita memotret apa saja yang kita jumpai di sepanjang rute perjalanan kita. Biasanya, semua perjalanan dinas akan diselingi dengan tur kota (city tour). Agenda inilah yang paling saya tunggu. Bukan karena saya bisa menghamburkan uang untuk berbelanja, tapi karena saat inilah saya bisa memuaskan diri menekan tombol rana.

Membuat foto jalanan memerlukan kesiapan yang cukup serius. Terkadang momen menarik muncul dengan tiba-tiba, sehingga kita diharapkan untuk bisa memotret momen itu. Hal yang selalu saya lakukan adalah menenteng kamera, bukan membawa kamera di dalam tas. Agar tidak direpotkan mengatur pencahayaan dan kecepatan, maka saya selalu menyeting kamera pada posisi aperture priority, maksudnya saya hanya menentukan diafragma kamera saya, sedangkan kecepatan menyesuaikan. Ini soal selera saja, Anda bisa menyeting kamera pada posisi speed priority, sehingga hanya menentukan kecepataan yang disukai. Kalau untuk ISO, saya kira menyesuaikan dengan kondisi cahaya saja.

Menara Petronas di Kuala Lumpur, difoto dari dalam taksi
Menara Petronas di Kuala Lumpur, difoto dari dalam taksi.

Keuntungan berada di negara orang adalah semua yang kita jumpai terlihat unik, baru, atau berbeda. Kondisi inilah yang membuat saya selalu menghabiskan ratusan, atau bahkan ribuan frame, untuk memotret suasana di jalanan. Dengan kamera yang siap jepret, kita tinggal mengamati kondisi sekitar. Fase selanjutnya adalah merespon momen, dimana diperlukan keahlian kita untuk memencet tombol rana seketika saat momen berlangsung. Tentu saja, dengan kamera yang telah siap tembak maka kita menghemat waktu. Keuntungan lain, dengan gesit memotret, si obyek, khususnya manusia, akan telat merespon, sehingga si obyek tidak akan sempat melakukan hal lain, semisal menolak untuk difoto. Tapi, jika si obyek keberatan, tentu saja kita harus pintar-pintar mengeles, atau jika memang mereka marah, ya dihapus saja fotonya, toh masih banyak momen lain.

Lensa yang paling ideal untuk memotret jalanan adalah lensa lebar karena ringan dan tidak terlalu mencolok. Konsekuensinya, kita hanya bisa mengabadikan obyek yang berada di dekat kita. Jika memang ada obyek bagus yang letaknya jauh, segera ganti lensa dengan lensa tele. Jika tidak sempat, ya lupakan saja.

Jika melakukan city tour bersama rombongan, pastikan kita jangan tertinggal saat mengabadikan momen. Selalu berkomunikasi dengan anggota rombongan saat kita berniat berhenti untuk memotret. Tentu saja, kita juga harus menghargai rombongan dengan tetap mengikuti ritme perjalanan mereka.

Pejalan kaki di terowongan kawasan Orchard Road, Singapura

Foto-foto jalanan yang diabadikan dengan spontan terkadang menghasilkan efek yang mengejutkan. Ketergesaan kita justru membuat beberapa frame gambar menjadi berbeda atau unik. Tapi tentu saja kita tetap konsentrasi menghasilkan karya-karya terbagus. Berada di luar negeri bagi sebagian orang adalah kesempatan langka. Mempunyai foto-foto bagus tentang suasana kota-kota di luar negeri adalah sesuatu yang berharga bagi kita. Soโ€ฆhave a nice trip. Make some good photos. (Yuniadhi Agung)

About Yuniadhi Agung

Yuniadhi Agung adalah co-founder seribukata.com. Dia mengawali karier profesionalnya sebagai fotojurnalis di harian Kompas pada tahun 2002 dan kini menjadi foto editor di koran ternama tersebut.

Check Also

Pemenang Regional World Press Photo Contest 2024ย 

World Press Photo hari ini (3/4/2024) mengumumkan para pemenang regional Kontes 2024, yang menampilkan pilihan …

17 comments

  1. Skin Remedy Suggestions That Evidently Shell Out Off 675

  2. Tips yg selalu berupaya saya lakukan. Tak harus di jalan, apa lagi di luar negeri, tentu saja

  3. Sangat berguna sekali infonya…..

  4. Street photography memang selingan kok, selingan waktu jalan ke kantor, selingan waktu naik bis umum, pokoknya bawa kameramu kemanapun pergi, buka terus matamu dan jangan melamun

    Dan mengambil gambar di kota2 indonesia spt jakarta mungkin lebih asik. Dengan segala ‘kekacauan’ itu, kalau nemu gambar yang “wah”, benar2 sebuah anugrah

  5. sayang sambutan untuk street photography di indonesia sebatas 'tarvel pics' semata – dianggap kerjaan hobist yang kurang kerjaan. anyway, ironis kalau melihat perkembangan di luar negeri, street photographer dianggap sama dengan teroris … beruntung di indonesia masih 'ga jelas' hukum yang mengatur relasi di public space …

    nice post, semoga memberikan wawasan baru menyoal street photography ..

    cheers

  6. hello, saya bukan digital photographer, tips nya oke, ditunggu tips2 nya yg lain.

  7. hafidznovalsyah

    all travel all the time ๐Ÿ™‚

  8. mantaaaabsss… mas

  9. oke oke sir…will do…..:)

  10. Oh iya foto pertama mengingatkan akan fotonya Trent Parke di seri Coming Soon, yang juga diambil di Sydney: http://www.stillsgallery.com.au/artists/parke/ind

    ๐Ÿ˜€

  11. Tentunya, street photography nggak hanya bisa dilakukan sebagai sebuah 'selingan' pekerjaan ataupun dilakukan di kota-kota luar negeri yang membuat kita takjub saja, tapi bisa juga dilakukan secara serius di kota tempat kita tinggal masing-masing, yang hingga saat ini saya rasa masih miskin dalam hal dokumentasi visual. Mungkin karena kita sudah terlalu sering dan terbiasa memandang segala sesuatu di kota kita, sehingga kita tidak merasa perlu ataupun tertarik untuk memotret "tanpa tujuan" di sana. Padahal salah satu keunggulan street photography menurut saya justru adalah, ia bisa dilakukan di tempat umum mana saja, dan juga tempat yang sama bisa menghasilkan situasi yang berbeda di waktu yang berbeda pula. Kemungkinannya amatlah tidak terbatas.

    Anyway, selamat untuk lahirnya Seribu Kata, salut dan salam kenal!

    • hehehehe..mirip ya adegannya..di hampir seluruh sudut kota sydney, memang banyak gradasi pencahayaan ekstrem seperti itu, jadi kita tinggal pilih scene nya…

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.