Obituary: Olo Guntoro, Semangat Untuk Berkarya

Foto: Anhar Rizky
Menjalani profesi sebagai pewarta foto merupakan pilihan dan jalan hidup. Sering kali seorang pewarta foto menempuh berbagai kesulitan, batin dan jasmani, saat menjalani tanggung jawabnya untuk sekedar mewartakan dan membuat karya yang mungkin, hanya mungkin, dapat menginspirasi pembacanya untuk melakukan perubahan. Demikian pula jalan hidup yang dipilih oleh almarhum Gunturo (29). Pria kelahiran Jakarta, 1 Mei 1987, lulusan Fakultas Jurnalistik, Insitut Ilmu Sosial Ilmu Politik, Jakarta tahun 2011 tersebut memilih menjalani kariernya sebagai pewarta Foto di harian Koran Jakarta sejak pertengahan 2013. Semangatnya untuk membuat karya foto jurnalistik dengan tekun dijalaninya hari demi hari.
Guntoro yang akrab di panggil Olo merupakan sosok pendiam tapi tegas di kalangan rekan-rekannya. Selalu menunjukan semangat yang tekun dalam mengejar karya foto yang dihasilkan, baik termuat atau tidak di koran tempatnya berkarya. Dalam diskusi yang sering kali hingga larut malam di warung kopi di samping galeri foto Jurnalistik Antara, pasar baru, Jakarta, Olo selalu menunjukkan minatnya yang besar untuk terus belajar dan berkembang, sementara sibuk membuka laptopnya untuk menyortir karya foto yang terekam oleh kameranya.
Di penghujung tahun 2016, Olo mendapat kesempatan kembali saat dinyatakan lolos seleksi dan memperoleh bea siswa Permata Photo Journalist Grant, sebuah workshop yang diberikan kepada pewarta foto. Walau berarti kesibukannya semakin berlipat ganda, namun ketekunannya menjalani profesi pilihannya sebagai pewarta foto tidak juga surut.
Rekan-rekan pewarta foto dan kerabat mengangkat jenazah Guntoro dari rumah duka menuju masjid di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, 16 Februari 2017. – The Jakarta Post / Jerry Adiguna

 

Hari Kamis, tanggal 16 Februari 2017 pagi, jeda 1 hari usai gegap gempita penyelenggaraan Pilkada DKI, sebuah pesan pendek sontak mengagetkan pewarta foto Jakarta. Guntoro Olo meninggal saat menjalani tugas sebagai pewarta foto di kawasan Pejaten Timur, saat hendak merekam moment banjir luapan sungai Ciliwung di kawasan itu. Tidak percaya menjadi respons pertama dari sahabat-sahabatnya yang pada hari Rabu, tanggal 15 Februari 2017 masih bersama merekam moment penyelenggaraan Pilkada DKI.
Kelelahan, menjadi komentar dari rekan-rekan terdekatnya yang masih ngobrol bersamanya di warung kopi langgannya di samping galeri foto jurnalistik Antara malam sebelumnya. Duka yang mendalam mewarnai hari Kamis, 16 Februari 2017 di rumah Guntoro Olo di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan yang dipadati rekan pewarta foto dan kerabat yang melayat.
Pagi itu Guntoro Olo berangkat dari rumahnya sekitar pukul 7 pagi, tergerak kabar akan banjir kiriman dari bendung Katulampa yang mengarah ke Jakarta. Suara dalam benaknya mendorong ia untuk melajukan motornya ke arah kawasan Pejaten Timur, Jakarta Selatan, di kawasan yang dekat dengan aliran sungai Ciliwung. Berbekal kamera dan notebook di tas ranselnya yang berat ia menekan rasa lelah fisik yang dirasakannya, demi menjalani tanggung jawabnya sebagai pewarta foto.
Tidak di sangka, saat tengah memotret Guntoro Olo tumbang terjatuh dan menghembuskan nafas terakhirnya di tengah warga yang menolongnya, kepergian Olo menyisakan rasa sesak yang mendalam.
Selamat jalan sahabat. Doakan kami yang masih hidup untuk terus terinspirasi oleh semangat dan karyamu sebagai pewarta foto.

Penulis :

Vincentius Jerry Adiguna Caswara lahir di Surabaya, 14 April 1979. Lulus dari Universitas Parahyangan, Bandung pada tahun 2003. Sempat bekerja di sebuah bank swasta sebelum kemudian bergabung sebagai fotojurnalis di harian berbahasa Inggris The Jakarta Post pada tahun 2006.Twitter: @jerryadiguna IG: @jadiguna Jadiguna.wordpress.com

About 1000kata

1000kata adalah portal yang dikelola oleh 10 fotografer Indonesia, sebagai media alternatif untuk menampilkan karya, cerita, ide, opini, gagasan serta yang lainnya berkaitan dengan dunia fotografi. Mari berbagi.

Check Also

Menelusuri Labirin Kotagede

Para pencinta fotografi menikmati kehangatan warga Kotagede. Mereka memasuki ruang-ruang personal dan menjadi bagian dari warga.

2 comments

  1. turut berduka…semoga khusnul khotimah

  2. Turut berduka cita

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.