Australian Open, Cahaya dan Bayangan

Suasana Rod Laver Arena saat pertandingan final Australian Open 2010 antara Roger Federer melawan Andy Murray.

Australian Open

Australian Open adalah grand slam yang digelar pertama kali di setiap tahun, yaitu pada bulan Januari-Februari. Pemain-pemain tenis top dunia sangat antusias untuk tampil di turnamen besar ini. Itulah mengapa Australia Open selalu menarik perhatian penggemar tenis di seluruh dunia.

Mendapatkan tugas meliput Australian Open selalu menyenangkan bagi saya. Kesempatan meliput pemain-pemain top dunia berlaga dalam atmosfir pertandingan yang menyenangkan, membuat saya seperti menemukan tempat untuk beristirahat dari ingar-bingar Jakarta yang padat dan sumpek.

Melbourne, tempat digelarnya Australian Open, memang kota yang sangat nyaman bagi pendatang. Australian Open menjadi agenda tahunan yang sangat serius digarap oleh komite pertandingan dengan dukungan pemerintah kota Melbourne. Kemudahan transportasi dan akomodasi sangat dipikirkan oleh penyelenggara dan dikemas sedemikian rupa sehingga sangat memudahkan penonton dari luar kota maupun luar Australia, termasuk wartawan dan fotografer peliput Australia Open.

Trem gratis bagi pemegang tiket dan ID card Australian Open adalah salah satunya. Hanya dengan menunjukkan ID atau tiket, penonton dan wartawan/fotografer peliput bisa mencapai stadion tanpa mengeluarkan sepeser pun uang. Pilihan lain adalah angkutan gratis dengan mobil keluaran terbaru dari sponsor yang siap mengantarkan wartawan peliput dan fotografer kembali ke hotel setelah pertandingan habis, walau terkadang hingga pukul empat pagi.

Berbagai kemudahan itu menjadi makin menarik ketika berpadu dengan antusiasme penonton yang sangat besar. Penonton yang datang dari berbagai penjuru dunia itu rela antri panjang untuk mendapatkan tiket dan tampil habis-habisan dengan atribut berwarna warni tak ubahnya penonton sepakbola. Semuanya berbaur menjadi satu di dalam kemegahan Rod Laver, arena tempat berlangsungnya pertandingan. Sungguh sebuah turnamen yang terorganisir dengan sangat baik.

Satu hal yang membuat kami para fotografer sedikit kelelahan adalah padatnya jadwal pertandingan di minggu pertama turnamen. Jumlah pertandingan yang cukup banyak mengharuskan kami membuat strategi peliputan yang tepat sehingga pertandingan-pertandingan penting tidak terlewatkan. Kami mulai bisa sedikit bersantai pada minggu kedua turnamen, karena jumlah pertandingan jauh berkurang seiring banyaknya pemain yang tersingkir.

Rafael Nadal mengembalikan bola saat bertanding melawan Ivo Karlovic di Australian Open 2010.

Aturan Peliputan

Australian Open menerapkan aturan yang sangat jelas dan ketat bagi media yang melakukan peliputan. Namun aturan-aturan tersebut diimbangi dengan pengetahuan fotografi dari penyelenggara turnamen sehingga sangat membantu bagi fotografer untuk mendapatkan foto-foto terbaik. Fotografer akan merasa aman dan nyaman dalam menjalankan tugas, asalkan menaati peraturan.

Seluruh peraturan dibuat berdasarkan pengalaman dan masukan dari fotografer, sehingga posisi terbaik dan keinginan fotografer untuk mendapatkan hasil foto yang baik dapat tercapai dengan ketentuan-ketentuan yang sangat jelas dan tegas. Bagi yang melanggar, pencabutan ID peliputan tidak segan diterapkan. Sebuah kebijakan yang cukup fair. Peraturan dibuat sangat detail, mulai dari waktu memasuki lapangan hingga posisi-posisi yang boleh ditempati.

Nikolay Davydenko mengembalikan bola saat bertanding melawan Roger Federer di Australian Open 2010.

Cahaya

Salah satu hal yang paling menarik bagi saya adalah pemanfaatan cahaya yang ‘muncul’ di setiap pertandingan. Sebagai unsur utama fotografi, cahaya menjadi hal penting dalam turnamen ini. Dengan memanfaatkan cahaya dan bayangan pada timing pemotretan yang tepat, fotografer bisa mendapatkan foto-foto menarik.

Waktu yang selalu ditunggu-tunggu para fotografer adalah ketika sore hari saat cahaya terik musim panas Melbourne mulai membelah lapangan menjadi dua sisi, gelap dan terang. Kondisi seperti itu memungkinkan fotografer mendapatkan gambar yang unik dan sangat khas, hanya ada di Australian Open. Pihak penyelenggara turnamen sadar betul akan hal ini. Akses terhadap posisi-posisi tertentu diberikan walaupun dengan pembatasan.

Andy Roddick melakukan servis pada Australian Open 2009.

Kondisi pencahayaan seperti ini berlangsung hanya kurang lebih 30 menit, sehingga puluhan fotografer berlomba untuk naik ke bagian atas stadion atau biasa disebut catwalk untuk mendapatkan gambar terbaik mereka. Namun untuk bisa memotret dari posisi ini fotografer perlu menaati peraturan yang cukup ketat. Selain waktu yang dibatasi, fotografer juga harus antre karena hampir semua fotografer berusaha mendapatkan angle yang sama.

Beruntunglah saya, sebagai salah satu fotografer yang bekerja untuk European Pressphoto Agency (EPA), saya dan teman-teman fotografer dari Agency serupa mempunyai kesempatan untuk tinggal dan memotret dari catwalk selama yang kami mau dan tanpa harus melalui antrean.

Demi alasan keamanan fotografer juga diharuskan menanggalkan semua peralatan yang mudah terlepas dan jatuh, seperti lens hood, tas, tutup lensa dan lain-lain. Peralatan yang jatuh, akan sangat membahayakan penonton yang berada di bawah catwalk.

Penggunaan lampu super terang pada malam hari juga memungkinkan kami mendapatkan gambar dengan penggunaan shutterspeed tinggi, sehingga sangat memudahkan bagi fotografer dalam bekerja.

Roger Federer beraksi saat bertanding di Australian Open 2010.
Cahaya sore membagi lapangan menjadi dua sisi gelap dan terang saat Marin Cilic melawan Andy Roddick di Australian Open 2010.
Roger Federer menyeka keringat saat bertanding dalam Australian Open 2010.

Fasilitas dan peraturan yang jelas dan tegas disertai dengan pengetahuan teknis fotografi menjadi unsur yang sangat penting dalam even-even olahraga dunia. Hal ini sepertinya masih sangat kurang dimanfaatkan dalam even olahraga dalam negeri. Sesuatu yang sangat mutlak harus diperbaiki penyelenggara pertandingan olahraga di dalam negeri. Semoga kita bisa banyak belajar dan menjadi semakin baik. (Mast Irham)

About Mast Irham

Mast Irham has been doing photography since he was a student at Communication Study at Sebelas Maret University in Solo, Central Java. Before he finished his undergraduate study, he had joined Antara news agency as a contributing photographer. After graduation, he worked for Media Indonesia newspaper until 2004, when he was chosen as one of the participants of photojournalism workshop organized by World Press Photo and Asia Europe Foundation in Hanoi, Vietnam. He later joined European Pressphoto Agency (EPA) in August 2004. During the more than 10 years of his career, Irham has been covering politics, economy, disaster, and sport events both in Indonesia and abroad. Among his notable experience were covering earthquake and tsunami in Aceh, and Bali bombing. His foreign assignments include Aung San Suu Kyii release in Myanmar, Australian Open tennis tournament in Melbourne, Australia, and earthquake in Nepal, Brazil's World Cup. Irham is now EPA chief photographer for Indonesia.

Check Also

Pemenang Regional World Press Photo Contest 2024ย 

World Press Photo hari ini (3/4/2024) mengumumkan para pemenang regional Kontes 2024, yang menampilkan pilihan …

12 comments

  1. I’m not positive where you are getting your info, however great topic.
    I neds to spend a while learning mujch more or understanding more.
    Thank you for excellent info I used tto bbe onn the lookout
    for this information for my mission.

    my web blog :: central florida youth soccer (Ben)

  2. Remarkable issues here. I’m very satisfied to peer your article.
    Thank you a lot and I am taking a look forward to touch you.
    Will you please drop me a e-mail?

  3. Woah! I’m really loving the template/theme of this website. It’s simple,
    yet effective. A lot of times it’s challenging to get that “perfect balance” between superb usability and visual appeal. I must say you have done a awesome job with this. Also, the blog loads extremely fast for me on Chrome. Outstanding Blog!

    My web blog; metal band shirts [Ladonna]

  4. I pay a quick visit everyday some sites and Arthur Brown (Wilson) blogs to read content,

    however this web site gives quality based writing.

  5. Keren foto-fotonya om.. Suka sekali dengan pemanfaatan cahaya dalam foto-foto tersebut.

  6. mantap sekali pakdhe irham… ๐Ÿ™‚

  7. dari dulu gue ngefans banget ama irham, dulu sih karena dia juga lumayan ganteng.. tapi sekarang dah bapak2 banget.. hahaha.. buat bini nya aja deh. xixi.. (piss dias!!)
    but of course, ngefans karena foto2nya laah.. bikin nyolot.. kok ya, bisa motret kaya gitu.. sayang, sejak di EPA, foto2nya seperti terbatas pada penugasan.. rindu dengan terobosan2 baru dari irham! ayo dong!! terus berkarya! thanks for sharing and be part of birthing the seribukata forum for us!

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.